Lembaga Nurul Islam merupakan lembaga pendidikan dan sosial yang dikenal di wilayah Kecamatan Wanayasa terlebih di tingkat Kabupaten Purwakarta, lembaga pendidikan yang berdiri tanggal 2 September 1991 kini menjadi sekolah yang diminati masyarakat setiap tahunnya, tentunya nama baik Nurul Islam dikenal di masyarakat bukan hanya karena dedikasinya yang sudah 33 tahun semata namun juga Nurul Islam sudah banyak mengukir prestasi di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi bahkan pernah meraih prestasi juara lomba CCQ hingga tingkat Nasional pada Tahun 2022 yang diselenggarakan di Palembang Sumatera Selatan, sudah terbukti kualitas pendidikan Nurul Islam dengan sering meraih kejuaraan dari awal berdiri hingga saat ini tahun 2024 meraih juara umum pada FASI tingkat Kabupaten dan juara 3 LCC DTA tingkat Provinsi pada acara PORSADIN, ini menambah daftar prestasi Nurul Islam dari tahun ke tahun dan melahirkan santri yang kompetitif.
YANURIA akronim dari Yayasan Nurul Islam Al-Arif kini menjadi lembaga pendidikan yang bermetamorfosa dan berfokus pada pendidikan agama Islam, dengan kurikulum yang terintegritas. Animo masyarakat menyekolahkan putra-putrinya ke Nurul Islam sangat tinggi karena terdapat berbagai tingkatan unit mulai dari TKA, TPA, DTA, dan MI unggulan, sehingga orang tua bisa menyekolahkan putra putrinya secara berkelanjutan di YANURIA, bahkan ada siswa yang beda kecamatan, dengan demikian ini menjadi bukti trust masyarakat terhadap kualitas lembaga pendidikan YANURIA, ditunjang dengan tenaga pengajar yang kompeten dibidangnya dan berdedikasi tinggi hingga saat ini tahun 2024 YANURIA memiliki tenaga pengajar berjumlah 28 orang, yang diantaranya adalah alumni dari lembaga Nurul Islam.
Nama Nurul Islam tentunya mempunyai nilai history dan makna yang dalam, bagi bapak H. Ade Saripudin yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan dan ibu Hj. Romlah sebagai Pembina Yayasan, nama Nurul Islam diambil dari sebuah lembaga sekolah yang berada di salah satu wilayah Kabupaten Purwakarta yang merupakan sekolah yang maju dan berkembang, dengan harapan yang sama lembaga yang sedang dirintis bisa melahirkan santri-santri yang kompetitif dan pandai membaca Al-qur’an, dengan berbekal ilmu dari pesantren dan visi yang sama yaitu berniat mengembangkan dan memanfaatkan ilmu. Tahun 1985 berawal dari pengajian ibu-ibu majlis ta’lim yang dilaksanakan seminggu sekali di rumah, dan pengajian anak-anak yang dikenal dengan istilah santri kalong atau santri yang mengaji di malam hari, seiring waktu jumlah ibu-ibu pengajian mencapai kurang lebih 60 orang, dengan metode pengajaran iqro tentu bukan hal yang mudah masyarakat bisa menerima langsung, dikarenakan metode iqro pada saat itu merupakan metode baru dengan cara membaca langsung tanpa dieja, hal ini berlangsung dari tahun 1985-1989.
Pada bulan Juli Tahun 1991 ibu Hj. Romlah mengikuti penataran Iqro dibersamai oleh Bapak Asep Sumitra dan Ibu Entin, setelah mengikuti penataran tersebut semakin menggebu ghirah dan motivasi untuk mendirikan lembaga pendidikan islam, dengan niat yang lurus dan mantap ditambah dengan kondisi lokasi untuk mengaji sudah semakin sempit dan kurang kondusif. Tahun 1991 dibangunlah bangunan majlis Nurul Islam dengan Swadaya di tanah wakaf dari Bapak H. Arif (Ayahanda Ibu Hj Romlah), dan awalnya banyak yang mensanksikan hal tersebut karena belum jelas murid yang akan bersekolahnya, “namun itu dijadikan motivasi dan tidak mengurungkan cita-cita dalam mewujudkan lembaga pendidikan,” jawab Ibu Hj. Romlah ketika di temui di kediamannya (29/08/2024). Masih di tahun yang sama berbekal motivasi dari guru beliau K.H Abun Bunyamin yang saat itu menjabat sebagai ketua BKPRMI, Nurul Islam menerima santri angkatan pertama dengan jumlah 16 orang dari 60 santri dengan mengisi formulir dan membayar biaya administrasi senilai Rp. 1.500,-, dan menambah beberapa tenaga pengajar TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) dengan pengelompokan tidak sesuai usia.
Pembelajaran baru berjalan selama 2 bulan, Nurul Islam mengikuti FASI ( Festival Anak Sholeh Indonesia) tingkat Kabupaten dengan bidang lomba murottal, menggambar, praktek sholat, dan tahfidz dan meraih juara, bulan Februari 1992 Nurul Islam harus mengikuti FASI tingkat Provinsi tapi ada tuntutan lembaga sekolah harus sudah mempunyai no unit, dikeluarkanlah no unit Nurul Islam dengan No unit 002.M.10 dengan penuh perjuangan, sebagai unit lembaga sekolah TPA yang terdaftar kedua setelah TPA Al Muhajirin.dan di FASI tingkat Provinsi pun meraih kejuaraan.
Tahun 2005 unit TKA Nurul Islam memantapkan diri mendaftar menginduk ke Dinas Pendidikan dengan demikian kurikulum yang digunakannya pun menjadi 2 kurikulum yaitu kurikulum BKPRMI dan Dinas, dengan menggunakan kurikulum terintegrasi. TKA Nurul Islam semakin menambah animo masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya, walaupun saat itu Nurul Islam masih menginduk ke yayasan YPMI Wanayasa. Di tahun 2008 TKA Nurul Islam mengikuti akreditasi dengan mencapai nilai A. Tahun 2008 ada isu-isu di masyarakat bahwasanya ijazah TPA tidak berlaku bagi siswa yang akan melanjutkan ke jenjang SLTP, karena isu tersebut 25 santri secara sepihak pindah sekolah, menjawab keresahan di masyarakat ini unit DTA Nurul Islam terdaftar di Kemenag, dan di Tanggal 29 Desember 2011 mendaftar sebagai Yayasan Nurul Islam Wanayasa pada tanggal 15 Januari 2016 keluar SK. KEMENKUMHAM: AHU-0002283.AH.01.04 dengan nama Yayasan Nurul Islam Al-Arif, dengan demikian akhirnya Nurul Islam resmi menjadi lembaga pendidikan islam yang berbadan hukum.
Tahun 2019 mendirikan MI unggulan dengan siswa angkatan pertama 12 orang namun di tahun ke-2 mengalami penurunan menjadi 9 orang siswa, tapi ini tidak menyurutkan semangat para pendidiknya, sementara di tahun 2019 ini Unit TKA terakreditasi B. Di Tahun 2024 Nurul Islam sudah memiliki bangunan sekolah di 3 titik lokasi serta dua kali menerima tanah wakaf ini salah satu bukti akan pedulinya dan dukungan langsung masyarakat atas keberlangsungan pendidikan di wilayah Desa Babakan khususnya dan saat ini masih terus melakukan pembangunan karena dengan jumlah 340 santri dari keseluruhan unit tentunya memerlukan tempat belajar yang nyaman dan kondusif. Dengan demikian Nurul Islam menjadi lembaga terukur dan terstruktur. namun pengelola YANURIA masih mempunyai cita –cita yang belum terwujud yaitu mendirikan pesantren dan perguruan tinggi Nurul Islam, dari history Nurul Islam dari generasi ke generasi ini memberikan pelajaran kepada kita bahwasanya “kita harus pandai menyikapi setiap masalah dan rintangan, karena dalam hal kebaikan pasti banyak cobaannya” sambung ibu Hj. Romlah.
Tinggalkan Balasan